Emosi dan Perilaku Makan
Emosi dan Perilaku Makan
Kelainan perilaku makan disebabkan oleh masalah emosi penderitanya. Pekerja sosial, Nancy Colodny, dalam sebuah artikel memperingatkan bahwa kelainan perilaku makan adalah tanda bahwa ada masalah yang diabaikan atau dihindari oleh si penderita. Mari kita lihat beberapa contoh kasus.
Seorang penderita mengingat masa kecilnya. Makanan, terutama manisan, merupakan satu-satunya hiburan baginya ketika menghadapi pertengkaran orang tuanya. Saat pintu dibanting dan orang tuanya saling membentak, dia mengubah kesadarannya dengan mudahnya ke sebuah dunia yang baginya hanya ada dia dan manisan di mulutnya.
Penyebab lainnya lebih parah. The New Teenage Body Book menyebut tentang sebuah studi yang menyimpulkan bahwa ada kalanya seseorang yang mengalami trauma seksual, secara tidak sadar berusaha melindungi diri dengan membuat tubuhnya tampak tak menarik. Masalah yang sama juga dapat menyebabkan seseorang memfokuskan diri pada sesuatu yang menurutnya tak mungkin menyakitinya, makanan.
Kelainan perilaku makan juga dapat disebabkan oleh hal yang tampaknya sepele. Kurangnya kebebasan untuk mengambil keputusan pribadi juga bisa menjadi penyebab. Bahkan diperkirakan bahwa kandidat utama penderita anoreksia adalah perempuan yang hampir tidak pernah diperbolehkan mengambil keputusan pribadi atau tidak bebas mengungkapkan perasaan negatifnya. Dia tampak menurut dari luar namun sebenarnya dia sedang kacau dan merasa tidak punya kendali atas hidupnya. Dia tidak berani melawan secara terbuka maka menggunakan cara yang dia bisa kendalikan, tubuhnya.
Bahkan orang yang keluarganya baik-baik saja dan tidak pernah mengalami trauma seksual dapat menjadi penderita kelainan perilaku makan. Ada yang disebabkan karena berat badan menjadi pembicaraan utama keluarga. Mungkin orang tua di keluarga itu kelebihan berat badan atau terus berdiet seraya memperingatkan anaknya secara berlebihan tentang bahayanya makanan. Penyebab lain karena remaja perempuan salah menyikapi perubahan bentuk tubuh selama pubertas. Perubahan yang mengarah ke bentuk tubuh wanita dewasa di matanya tampak seperti dia bertambah gemuk, terutama bila perkembangannya lebih cepat dibanding teman-teman sebayanya.
Kelainan perilaku makan disebabkan oleh masalah emosi penderitanya. Pekerja sosial, Nancy Colodny, dalam sebuah artikel memperingatkan bahwa kelainan perilaku makan adalah tanda bahwa ada masalah yang diabaikan atau dihindari oleh si penderita. Mari kita lihat beberapa contoh kasus.
Seorang penderita mengingat masa kecilnya. Makanan, terutama manisan, merupakan satu-satunya hiburan baginya ketika menghadapi pertengkaran orang tuanya. Saat pintu dibanting dan orang tuanya saling membentak, dia mengubah kesadarannya dengan mudahnya ke sebuah dunia yang baginya hanya ada dia dan manisan di mulutnya.
Penyebab lainnya lebih parah. The New Teenage Body Book menyebut tentang sebuah studi yang menyimpulkan bahwa ada kalanya seseorang yang mengalami trauma seksual, secara tidak sadar berusaha melindungi diri dengan membuat tubuhnya tampak tak menarik. Masalah yang sama juga dapat menyebabkan seseorang memfokuskan diri pada sesuatu yang menurutnya tak mungkin menyakitinya, makanan.
Kelainan perilaku makan juga dapat disebabkan oleh hal yang tampaknya sepele. Kurangnya kebebasan untuk mengambil keputusan pribadi juga bisa menjadi penyebab. Bahkan diperkirakan bahwa kandidat utama penderita anoreksia adalah perempuan yang hampir tidak pernah diperbolehkan mengambil keputusan pribadi atau tidak bebas mengungkapkan perasaan negatifnya. Dia tampak menurut dari luar namun sebenarnya dia sedang kacau dan merasa tidak punya kendali atas hidupnya. Dia tidak berani melawan secara terbuka maka menggunakan cara yang dia bisa kendalikan, tubuhnya.
Bahkan orang yang keluarganya baik-baik saja dan tidak pernah mengalami trauma seksual dapat menjadi penderita kelainan perilaku makan. Ada yang disebabkan karena berat badan menjadi pembicaraan utama keluarga. Mungkin orang tua di keluarga itu kelebihan berat badan atau terus berdiet seraya memperingatkan anaknya secara berlebihan tentang bahayanya makanan. Penyebab lain karena remaja perempuan salah menyikapi perubahan bentuk tubuh selama pubertas. Perubahan yang mengarah ke bentuk tubuh wanita dewasa di matanya tampak seperti dia bertambah gemuk, terutama bila perkembangannya lebih cepat dibanding teman-teman sebayanya.
0 komentar
Posting Komentar